KITABACA.ID – Dalam sejarah perkembangan tasawuf kita menemukan pelaku-pelaku tasawuf didominasi oleh kaum laki-laki. Mulai dari sufi yang terkenal dan sampai pada derajat kewalian hingga sufi-sufi yang tidak tidak terkenal dan tidak sampai pada derajat kewalian.
Mungkin juga sering kita dengar atau baca ada sosok sufi dari kalangan perempuan dan sosok tersebut adalah Rabi`ah Adawiyah ra. dengan segala cerita yang melingkupi beliau. Memang sejarah sufi perempuan yang sampai pada kita adalah Robi’ah Adawiyah ra. dan itu sering direpetisi. Ini seakan-akan menegaskan bahwa dunia tasawuf “miskin” sosok perempuan atau kaum perempuan tidak banyak yang memliki kompetensi–kalau boleh dibilang begitu—untuk menempuh jalan tasawuf dan menjadi wali Allah SWT.
Di samping itu ada persepsi bahwa minimnya tokoh sufi perempuan dalam rentang sejarah tasawuf karena sejarah ditulis oleh laki-laki. Namun demikian, dalam kesempatan ini penulis tidak akan memperdebatkan beberapa asumsi tersebut.
Tulisan singkat ini hanya akan memaparkan beberapa sufi perempuan selain Rabi’ah Adawiyah ra. untuk menambah wawasan kita tentang sufi perempuan dari berbagai negara. Beberapa sufi perempuan di bawah ini penulis ambil dari kitab al-Niswah al-Sufiyah wa Hikamuhunna karya KH. Ahmad bin Ashmuni al-Jaruni.
1. Lubabah al-Mutaabbidah
Sufi perempuan satu ini berasal dari Palestina. Beliau termasuk ahli mujahidat (memerangi hawa nafsu) dan ahli ma`rifat(mengenal Allah SWT.). Muhammad bin Rouh berkata, Lubabah al-Muta`abbidah berkata :”aku malu pada Allah SWT jika Allah SWT. melihatku sibuk dengan selain-Nya.
2. Maryam al-Bisriyah
Beliau berasal dari Bashrah dan hidup pada masa Rabi`ah Adawiyah. Maryam Al-Bishriyah menemaninya dan menjadi khadimnya. Rabi`ah Adawiyah seperti yang kita ketahui selalu berbicara tentang Mahabbah kepada Allah SWT. jika Maryam al-Bishriyah mendengar Rabi`ah Adawiyah berbicara tentang ilmu mahabbah maka dia tidak sadar, hilang akalnya karena Allah SWT.
3. Mu`minah bintu Bahlul
Mu`minah bintu Bahlul adalah sufi yang berasal dari Damaskus. Beliau termasuk orang ahli ma`rifat billah. Suatu ketika seseorang bertanya kepada beliau: “bagaimana engkau bisa sampai pada tahap ini?”. Beliau menjawab “dengan mengikuti perintah Allah SWT. melalui ajaran Rasulullah SAW, menghormati hak-hak orang islam dan melayani orang-orang sholih”.
4. Ubaidah bintu Abi Kilab
Beliau berasal dari Bashrah. Sebagai sufi beliau tidak hanya tekun mujahadah tapi juga cerdas dan pandai dalam memberi mau`idhah (nasehat). Dikisahkan bahwa Ubaidah Bintu Abi Kilab pernah berkata : orang yang takwa dan ma`rifatnya benar tidak aka nada yang lebih dicintainya melebihi pertemuan dengan Rabb-nya dan menghadap-Nya.
5. Rabi`ah bintu Ismail
Beliau adalah istri Ahmad bin Abi al-Hawari. Beliau merupakan salah satu perempuan elit di Syam. Sufi perempuan ini sangat kaya dan menginfaqkan semua hartanya kepada Ahmad dan sahabat-sahabatnya.
Rabi`ah bintu Ismail pernah bercerita kepada suaminya ; “kadang aku melihat jin datang ke rumahku dan pergi, kadang ada bidadari datang dan menutupiku dengan kelopak mayangnya.
Itulah beberapa sufi perempuan selain Rabi`ah Adawiyah ra. Sufi-sufi perempuan tersebut menunjukkan pada kita bahwa tasawwuf tidak hanya ditempuh oleh laki-laki saja namun juga banyak kaum perempuan yang menempuh jalan tersebut sehingga sampai pada derajat yang dicapai oleh sufi laki-laki. Selain lima sufi tersebut masih banyak tokoh sufi perempuan lain yang belum disebutkan.
Perempuan masa kini tidak perlu berkecil hati untuk menempuh jalan tasawuf. Beberapa sufi perempuan yang disebutkan di atas bisa dijadikan cerminan dan penyemangat untuk berusaha selalu dekat dengan Allah SWT. Semoga paparan ini bermanfaat. Aaaamiiin…
والله أعلم بالصواب