KITABACA.ID – Islam adalah mimbar agung penuh kemulyaan, keindahan, kecintaan, kebersahajaan dan kedamaian. Berjuta sisi kemulyaan menebar dari agama yang satu ini. Ia berdiri menjulang tanpa ada yang mengungguli, terukir indah tanpa ada yang menandingi, terpancar cinta tanpa pilih kasih, terdiam santun penuh kebersamaan dan terasa aman sentosa bersamanya, bagi hamba-hamba yang berhati terbuka.
Mungkinkah agama yang seagung itu menebar aroma bau anyir darah? Darah-darah mulya hamba Allah. Itulah agama Islam yang par excelent. Namun Islam telah ternodai oleh oleh pihak yang memang menginginkan Islam hancur. Para pihak itu melancarkan segala cara, baik penghancuran dari luar maupun dari dalam. Dan upaya itu terus berlangsung sampai saat ini.
Serangan dari luar, sangat mudah kita baca. Jika zaman dulu berupa perang fisik. Tersebutlah dalam sejarah perang salib. Kemudian serangan-serangan aqidah yang terang-terangan berupa cacian-cacian tak berharga seperti pelecehan terhadab Nabi Muhammad beliau dianggap Nabi yang hipersex. Tuduhan ini memberikan pengaruh psikis kepada umat Islam.
Umat Islam yang sebelumnya keyakinannya utuh, mau tidak mau mengalami perubahan. Sebagian pasti terbayang dalam pikirannya “jangan-jangan Nabi Muhammad memang begitu”. Dengan ini agama Islam dimata sebagian pemeluknya turun grade-nya. Untung saja, para ulama telah meluruskan upaya pembelokan tersebut.
Suatu saat datang lagi para pengkaji Islam yang melakukan kritik terhadap keotentikan hadits yang telah dibukukan oleh para ulama sholeh yang sudah masyhur keahliannya. Seperti Yosep Schaft yang mengatakan bahwa hadits yang diriwayatkan oleh para ulama hadits tersebut tidak ada yang shohih. Jelas hal ini telah menimbulkan pergunjingan baru yang mau tidak mau menimbulkan keraguan bagi orang yang belum mendalam keilmuannya.
Namun apapun yang dilakukan pihak tertentu, jika serangan tersebut nyata-nyata dari luar, maka proses penanganannya lebih mudah. Berbeda dengan serangan yang dilancarkan lewat dalam.
Serangan lewat dalam, lebih rumit kita baca. Semenjak dulu Islam dan negeri Islam memang menjadi proyek “bancaan” bagi barat. Dengan semboyannya Gold, Glory, Hospel dengan melancarkan strategi Devide Et Impera (potik pecah belah).
Indonesia merupakan salah satu objek incaran. Dengan berdasar strategi ini mereka membentuk organisasi-organisasi yang dibungkus Islam dengan cara mengambil tokoh-tokoh berpengaruh yang mampu mempengaruhi masa kemudian dijadikan pemimpin besarnya.
Seperti terbentuknya jamaah Ahmadiyah dengan mengambil tokoh hebat sebagai leadernya, Mirza Ghulam Ahmad, yang berpengaruh. Kemudian timbul geger gerakan Inkarussunnah.
Contoh lain Hizbut Tahrir yang efeknya lebih luas. Gerakan ini telah tersistem dengan baik sehingga mampu sedikit mengguncang beberapa negara sehingga beberapa negara telah membubarkannya. Betapa canggihnya mereka dengan metode Neoimperialisme ini.
Indonesia juga tidak lepas dari incaran gerakan HT ini. Namun sayangnya, generasi pemuda kita yang hebat ini, terutama para pemudanya banyak yang terpengaruh dan belum sadar sampai saat ini, bahwa hal itu adalah mengancam keselamatan Islam dan bangsa. Maka, wahai pemuda bangsa Indonesia tercinta, kembalilah ke pangkuan ibu pertiwi.
Wahai anak bangsa, jangan tergiur paham yang akan menghancurkan bangsa anda sendiri. Anda adalah manusia hebat yang mempunyai karakter istimewa sebagai pemuda muslim yang spesial.
والله الموفق إلى أقوم الطريق