Makna Jihad. sumber : www.altkia.com

Makna Jihad (جهاد)

Satu kata yang sering kali diucapkan oleh umat Islam belakangan ini adalah jihad. Oleh karena itu, penting bagi kita untuk memahami makna dari jihad tersebut. Jihad adalah kata yang sering kali terulang dalam Al-Qur’anul Karim dalam jumlah yang banyak.

Jika kita mencari dalam kamus bahasa Arab, kita akan mengetahui bahwa kata jihad berasal dari kata جاهد yang secara etimologi berarti bersungguh-sungguh. Namun, para ulama kemudian membagi kesungguhan tersebut menjadi tiga kategori.

Pertama, jika kesungguhan itu bersifat spiritual, yaitu sungguh-sungguh dalam mencari keridhaan Allah untuk mencapai Ridho-Nya, maka itu disebut sebagai mujahadah.

Kedua, jika kesungguhan tersebut terkait dengan penggunaan akal, eksplorasi rasio, maka para ulama menyebutnya sebagai ijtihad. Oleh karena itu, kata ijtihad juga cukup populer di kalangan umat Islam, terutama terkait dengan bagaimana menggunakan akal untuk menemukan hukum-hukum dalam Islam.

Sedangkan yang ketiga adalah kata jihad. Kata jihad sering kali dikaitkan dengan kesungguhan fisik untuk membela agama Allah dan melakukan pertahanan diri. Namun, pertanyaannya adalah, apakah benar bahwa jihad terkait dengan pertahanan diri secara fisik yang terkait dengan peperangan?

Kalau kita merujuk  kepada ayat-ayat Al Qur’an kita akan  menemukan makna yang cukup luas dari kata  jihad, tidak sekedar peperangan secara  fisik. Kata jihad sudah kita jumpai di  dalam ayat-ayat yang turun di Mekah.  Misalnya Sebuah ayat yang menyatakan 

وجاهدهم به جهادا كبيرا (الفرقان : 52)

berjihadlah  kamu dengan Alquran dengan jihad yang besar

Para ulama memaknai kata jihad dalam ayat ini sebagai kesungguhan dalam menyampaikan ajaran Al-Qur’anul Karim. Hal ini disebabkan oleh fakta bahwa menyampaikan ajaran-ajaran kebenaran yang terkandung dalam Al-Qur’an juga merupakan bagian dari konsep jihad. Kita mengetahui bahwa di periode Mekah, tidak terjadi peperangan fisik dalam bentuk jihad. Sebaliknya, umat Islam diperintahkan untuk

اصبر على ما يقولون واهجرهم هجرا جميلا (المزمل: 10)

Bersabarlah  wahai umat Islam terhadap apa yang  dikatakan oleh orang-orang musyrik Makkah itu, (Kalau kamu tidak bisa bersabar) maka berhijrahlah dengan hijrah yang  baik

Kemudian, muncul pertanyaan mengenai kapan jihad berubah makna menjadi peperangan fisik?

Kita mengetahui dari buku-buku sejarah bahwa makna jihad mengalami perubahan yang lebih sempit di periode Madinah. Hal ini disebabkan oleh turunnya ayat-ayat kepada Nabi yang menegaskan kebolehan melakukan perlawanan dan bertahan diri ketika diserang oleh orang-orang musyrik atau kafir. Di dalam Quran  disebutkan

اذن للذين يقاتلون بأنهم ظلموا (الحج: 39)

diperbolehkan  sebagai orang-orang yang didholimi untuk  melakukan perlawanan

Dengan demikian, ayat ini memberikan pemahaman bahwa di periode Madinah, jihad beralih menjadi peperangan fisik. Namun, semua peperangan yang dilakukan oleh Nabi Muhammad dalam rangka pertahanan diri, bukan penyerangan proaktif terhadap orang yang tidak bersalah.

Penjelasan ini didukung oleh sebuah Sabda dari Nabi sendiri ketika penduduk Yathrib (Madinah) ingin memerangi orang-orang non-Muslim yang berada di Mina. Penduduk Yathrib meminta izin kepada Nabi untuk memerangi orang-orang di Mina, namun Nabi meminta agar mereka tidak menyerang orang-orang di Mina

لم نؤمر بذلك

aku tidak  diperintahkan untuk melakukan  penyerangan.

Pertanyaannya, bagaimana kita menginterpretasikan jihad dalam konteks saat ini? Ada banyak pemikir yang berpendapat bahwa makna jihad saat ini harus diperluas ke dalam pengertian yang lebih luas.

Syekh Shatha Dimyati dalam bukunya yang berjudul I’anatut Tholibin menyatakan bahwa makna jihad harus diperluas untuk mencakup peningkatan kualitas hidup umat Islam dan masyarakat secara keseluruhan.

Hal ini meliputi upaya dalam menyediakan kebutuhan sandang, pangan, dan tempat tinggal bagi mereka yang kurang mampu. Menurutnya, pemberian dukungan ini tidak hanya terbatas pada orang-orang Muslim, tetapi juga dapat melibatkan orang-orang non-Muslim.

Begitu juga  Jamal al-Banna di dalam bukunya Al-Jihad  menyatakan :

أن الجهاد اليوم ليس أن نموت في سبيل الله ولكن أن نحيا في سبيل الله

Jihad hari ini bukan untuk mati di jalan Allah tapi justru untuk hidup dijalan Allah

Inilah pengertian jihad  yang penting diketahui oleh umat Islam  bahkan juga oleh umat agama lain.

About kitabac4

Check Also

islam nusantara

Kompas Islam Nusantara (14); Menjaga Kestabilan Hati

KITABACA.ID – Segala puji bagi Allah s.w.t. atas segala anugerah-Nya. Hidup adalah anugerah-Nya yang harus disyukuri …