perempuan penafsir

Mengenal Beberapa Perempuan Penafsir Al-Quran

KITABACA.ID-Dalam perkembangan sejarah Islam kita menemukan banyak bidang keilmuan yang didominasi laki-laki. Ambil saja contoh dalam bidang fiqih, kita akan menemukan mayoritas fuqaha’ adalah laki-laki, imam mujtahid laki-laki. Dalam bidang ilmu hadits, ilmu tajwid, dan ilmu kalam kita akan menemukan dominasi laki-laki. Begitu juga bidang keilmuan yang lain.

Kenyataan ini kadang membuat gerah sebagian kaum perempuan karena dianggap ada diskriminasi atau subordinasi terhadap kaum perempuan. Perempuan seolah-olah tidak memiliki panggung dalam sejarah keilmuan dan seakan-akan akal perempuan tidaklah cukup untuk mencerna dan mengembangkan keilmuan.

Untuk menepis anggapan itu mari kita lihat fakta dari salah satu bidang keilmuan islam yang perempuan juga ikut ambil bagian dalam mengembangkannya yaitu bidang tafsir. Dalam sejarah perkembangan penafsiran al-Qur’an ada beberapa mufassir perempuan yang aktif selain tokoh perempuan masa awal Islam yaitu Sayyidah ‘Aisyah dan Sayyidah Ummu Salamah. Selain keduanya kita kerap mendengar mufassir lain seperti ‘Aisyah Abdurrahman atau sering dikenal dengan Aisyah bintu Syathi’ dengan karya tafsirnya Al-Tafsir al-Bayani lil-Qur’an.  Berikut beberapa penafsir perempuan tersebut;

1. Zaynab al-Ghazali.

Perempuan mesir ini sempat aktif bersama Huda Sya’rawi, seorang feminis mesir. Kemudian Zaynab al-Ghazali memiliki pandangan yang berbeda dengan Huda Sya’rawi setelah mendengar paparan salah satu ulama al-Azhar yang mengatakan bahwa Huda Sya’rawi hendak membawa perempuan ke luar dari ajalan agama Islam.

Zaynab al-Ghazali memiliki karya tafsir yaitu Nazarat fi Kitabillah. Dengan karya tersebut ia menjadi ulama perempuan yang terkenal dan karya tersebut menjadi bukti bahwa ia adalah ulama perempuan yang memiliki karya tafsir yang lengkap.

2. Hibbah Rouf Izzat.

Ia termasuk salah satu perempuan mufassir walaupun ia tidak menghasilkan kitab tafsir yang utuh. Melalu ilmu yang ditekuninya yaitu ilmu sosial politik ia turut andil menyumbangkan gagasan dalam pembacaan teks agama. Ia memiliki kitab yang berjudul al-Mar’ah wa al-‘Amal al-Siyasydan sudah diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Wanita dan Politik; Pandangan Islam.

Hibah Rouf Izzat mengusulkan interpretasi ulang atas ayat-ayat al-Qur’an yang berkaitan dengan peran perempuan di ranah publik.

3. Kariman Hamzah.

Ia adalah perempuan jurnalis yang menulis kitab tafsir tiga juz dengan judul al-Lu’lu wa al-Marjan fi Tafsir al-Quran. Majma’ al-Buhuts al-islamiyah Mesir telah mensahkan draft kitab tersebut sebelum diterbitkan.

Kitab tafsir milik Kariman Hamzah ini memiliki cara pandang perempuan saat membahas hal-hal yang berkaitan dengan masalah yang dihadapi perempuan. Karya tafsir ini menggunakan bahasa yang mudah dipahami dan disebutkan bahwa kitab ini cocok bagi pemula.

Itulah sebagian perempuan yang ikut andil dalam pengembangan ilmu keislaman khususnya di bidang tafsir.

والله أعلم بالصواب

About Ihya' Ulumuddin

Check Also

kenapa

KENAPA عَلَيْهُ ?

Anda mungkin sering membaca al-Quran setiap harinya, sebagai kalamulloh yang paling disucikan dan diagungkan diantara kitab suci-Nya, …

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *